Oleh: Naila Yumna Salsabila
“Muthia, kamu ikut lomba apa?” Tanya Ranna teman sekelas Muthia.
“Lomba menggambar,” Jawab Muthia sambil memasukkan buku-buku yang ada di atas
mejanya kedalam tas.
Ia senang sekali karena besok ada
lomba yang ia hobikan. Ya, Muthia memang hobi menggambar. Setiap mengikuti
lomba, ia selalu jadi pemenang.
Tak lama kemudian, bel berbunyi. Artinya, semua warga sekolah diharuskan
pulang.
“Eh, pulang bareng yuukk…..” Ajak Lilia.
“Ehmm… boleh…. boleh” Muthia menjawabnya dengan senyuman.
Mereka pun pulang bersama dengan hati gembira. Sesampainya dirumah,
Muthia langsung menceritakan tentang lomba menggambar besok.
“Bu, besok aku mau ikut lomba di sekolah. Ayah bisa nganterin aku nggak,
bu?” Kata Muthia.
“Duuhh lomba apa ya sayang? Hari
Minggu kan kita mau kerumah paman
di Bandung.” Ujar Ibu.
“Yaahh nggak jadi dong lomba
menggambarnya. Padahal kan ini
kesempatanku,” Ucap Muthia sambil menundukkan kepala. Gadis kecil itu masuk
kedalam kamar dengan kecewa. Ia, menjatuhkan dirinya ke kasur yang empuk. Tiba
tiba, terdengar suara telepon dari arah meja belajar. Muthia segera mengangkatnya.
“Halo… Assalamu’alaikum. Maaf ini dengan siapa?” Tanya Muthia memulai
telpon.
“Ini aku, Lita. Jangan lupa ya hari Minggu olahraga. Kita ketemuan di taman dekat
rumahku dulu. Kalau nggak datang, nanti aku nggak mau temenan sama kamu lagi,”
“Yaah aku nggak bisa, lain kali aja ya?”
“Kamu gimana sih? Kan kamu,
aku, sama Arin udah nyumbang hari Kamis kemarin. Uangnya barusan udah dibelikan
makanan. Masa aku dan Arin harus ngembaliin uangnya lagi? Pokoknya kamu harus
ikut.”
“Makanannya….”
Tuuuutttt tuuuutttt…..
Lita mematikan telepon. “Yaaahh padahal aku mau bilang sesuatu niiihh...”
Ucap Muthia jengkel. Ia, sebal dengan
temannya itu. Baru saja Muthia ingin bicara sesuatu eeh malah langsung di
matikan.
Sorenya, sesudah mandi, Muthia menonton
TV di ruang keluarga. Ia menonton film Barbie. Sedang asyik asyiknya menonton,
terdengar suara ketukan pintu dari luar rumah.
“Muthiaa… tolong bukakan pintu…” Teriak Ibu dari dalam kamar.
“aahh.. Muthia kan lagi
nonton.. Ibu saja laah” Tolak Muthia.
Pandangan matanya masih tertuju pada TV.
“Muthiaa ibu sedang mengurus adikk.. tolong bukakan yaa..”
Muthia pun langsung beranjak dari kursinya dan segera membuka pintu.
Ternyata itu adalah Rissa , tetangga Muthia. Rissa memberikan sebuah undangan.
“Datang ke acara ulang tahunku ya besok. Ada
pertunjukan badut sama pertunjukkan sulap kesukaanmu loh,” kata Rissa sambil berjalan
meninggalkan Muthia
“Haahh?? Banyak banget acara di hari Minggu??” Ucap Muthia terkejut.
Tiba tiba, ponsel Muthia berdering. Ia langsung mengangkatnya.
“Halo, ini dengan siapa?”
“Ini Ririn. Teman nya Muthia dulu. Bisa bicara dengan Muthia?”
“Haahh? Ririn? Ini aku Muthia. Ada
apa?”
“Ooh rupanya kamu masih kenal aku? Hmm besok aku ingin berkunjung
kerumahmu”
tuuut tuuut…
Telpon pun terputus. Kali ini, Muthia yang mematikannya. Ia bingung. Ada
lima acara di hari yang sama. .
-----------
Muthia tidak bisa melewati
kesempatannya, yaitu lomba menggambar yang hadiahnya uang sebesar tujuh juta
rupiah. Ia juga takut di rumah sendiri sedangkan keluarganya berkunjung ke Bandung.
Apalagi, temannya nanti akan marah dan memusuhinya jika Muthia tidak olahraga
besok. Ia juga suka sekali dengan pertunjukan badut dan sulap. Belum lagi,
besok sahabat penanya akan datang kerumah. Kalau Muthia melewati acara yang
kelima ini, ia tidak akan bertemu dengan teman lamanya yang sudah Muthia
rindukan.
Hayoo bingung deh…
Kalau kalian mengalami kejadian seperti Muthia, kalian ingin memilih
acara yang mana?
Bagus ceritanya bikin lg dong ceritanya..
BalasHapusMakasih ya Nadya Rizka. Tunggu ceritaku yang lainnya.... ;)
HapusWah cerianya bagus (y)
BalasHapusMakasih Semilir. Ceritamu tak kalah bagus. :)
Hapus